Oleh: Mafaaza Qurrata Afidah Jamal
Diawali oleh kata ‘‘pelajar’’, pelajar ialah individu yang ikut dalam kegiatan belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pelajar merupakan aset yang sangat penting bagi suatu negara. Karena generasi penerus di masa yang akan datang tergantung dari bagaimana pelajar saat ini.
Pelajar yang baik itu sudah seharusnya mampu menempatkan dirinya dengan baik dimanapun ia berada. Sebagai seorang peserta didik, pengetahuan dan keterampilan yang telah diperolehnya harus dapat menunjukkan dirinya lebih baik dari yang lain. Lebih baik bukan berarti menyombongkan diri, tetapi bisa memberikan manfaat terbaik bagi lingkungan sekitar.
Setelah kita membahas pelajar, kita sebaiknya memahami apa itu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), organisasi otonom Muhammadiyah berupa gerakan islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Berbeda dengan saat pertama berdiri, IPM pada masa ini haruslah menyesuaikan perkembangan dan kemajuan zaman. Maka dari itu, IPM memiliki paradigma Gerakan ‘‘IPM sebagai Pelajar Berkemajuan’’.
Berkemajuan
Tidak afdol rasanya ketika kita akan membahas IPM sebagai Pelajar Berkemajuan tetapi kita tidak tahu arti dari ‘‘Berkemajuan’’ tersebut. Di Muhammadiyah, istilah ‘‘Islam Berkemajuan’’ sendiri digunakan di awal abad 20 (1912). Penggunaan istilah berkemajuan dirasa lebih baik dibandingkan dengan istilah modern.
Istilah Islam ‘‘modern’’ seringkali dilekatkan kepada Muhammadiyah dengan Islam ‘‘tradisional’’, karena dalam perjalanan waktu apa yang disebut oleh para peneliti sebagai Islam tradisional mengandung elemen-elemen Islam modern, dan apa yang dikategorikan sebagai Islam tradisional mengandung elemen pikiran keagamaan tradisional.
Menurut buku Menjadi Pelajar Berkemajuan, Islam yang berkemajuan adalah “Islam yang berada di tengah-tengah arus putaran globalisasi dalam praxis, globalisasi dan perubahan sosial dalam praktik hidup sehari-hari, dan bukannya globalisasi dalam teori, globalisasi yang masih dalam taraf teori belum masuk dalam wilayah praktik. Yaitu dunia global seperti yang benar-benar dialami dan dirasakan sendiri oleh para pelakunya di lapangan, yang sehari hari memang tinggal dan hidup di negara-negara sumber dari globalisasi itu sendiri, baik dari segi transportasi, komunikasi, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan begitu seterusnya. Bukan globalisasi yang diteoritisasikan dan dibayangkan oleh para intelektual Muslim yang tinggal dan hidup di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, dan tidak atau belum merasakan bagaimana tinggal dan hidup sehari-hari di negara non-Muslim, pencetus dan penggerak roda globalisasi.”
Kenyataan Pelajar
Kehidupan pelajar sangat perlu diperhatikan. Dari dimana pelajar tinggal, dengan siapa, dan bergaul dengan siapa, bagaimana kondisi lingkungannya, serta bagaimana kondisi ekonomi serta keluarganya. Karena itu, semua sangat berpengaruh pada karakter yang terbentuk pada pelajar tersebut.
Tidak hanya lingkungan dari mana dia berasal yang akan mempengaruhinya, tetapi juga lingkungan sekolah, guru, maupun teknik dalam pengajaran tersebut. Masa-masa menjadi pelajar juga tidak bisa terhindar dari permasalahan seperti tawuran, seks bebas, narkoba, kekerasan, bullying, dan lain sebagainya. Permasalahan inilah yang harus kita kurangi, bahkan kita hilangkan agar pelajar kedepannya dapat lebih sadar, kritis, dan terbuka dengan apa yang mereka jalani.
Penanaman nilai kebaikan atau pengubahan karakter pelajar bisa kita wujudkan melalui paradigma yang ada, juga penerapan yang baik terhadap paradigma tersebut. Melihat dari permasalahan yang ada pula, IPM dituntut untuk menjadi bagian dari gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah. Demikianlah tantangan dan kekuatan Muhammadiyah dalam pencerahan.
Pelajar Berkemajuan : Pelajar Melek Teknologi dan Informasi
Pada zaman dahulu, kita sulit untuk berkomunikasi jarak jauh. Kita harus menggunakan surat yang bisa memakan waktu berhari-hari. Jangankan untuk bertemu, memberikan kabar adalah sesuatu yang cukup sulit. Tetapi seiring berkembangnya zaman, aktivitas berbagi informasi, bertatap muka, dan memberikan berita bukanlah perkara sulit.
Suatu perubahan ini sangat berdampak bagi masyarakat luar termasuk IPM. Zaman dahulu, untuk rapat dan musyawarah merupakan hal yang berat. Sekarang, undangan sudah sangat mudah dibagikan bisa lewat email, WhatsApp, ataupun platform online lainnya. Dengan semakin mudahnya penyebaran lewat media komunikasi, maka semakin mudah juga kita dalam mengelola pekerjaan walaupun berjarak jauh.
Seperti penjabaran di atas, bisa kita lihat bahwa zaman itu pasti berubah dan mengalami kemajuan. Jika kita tidak bisa mengikuti perkembangan zaman itu, kita pasti akan tertinggal dengan yang lain. Jika pelajar Muhammadiyah tidak update terhadap kemajuan yang terjadi, maka IPM juga akan merosot. Meskipun IPM termasuk gerakan yang sudah berdiri cukup lama, namun semangat pembaharuan harus tetap ada dalam setiap diri para penggeraknya.
Karya nyata IPM tidak akan lepas pada kemampuan berkolaborasi dan berbagi. Melalui etos kolaborasi, IPM akan semakin memperkuat gerakannya. IPM seharusnya juga bisa memberikan kekuatan massa aktif yang besar, dinamika yang terus dirawat, dan gerakan dengan koordinasi yang kolektif.
Hal-hal tersebutlah yang akan menjadi identitas IPM ketika akan berkolaborasi. Melalui etos berbagi (sharing), IPM dapat menemukan cara-cara berpartisipasi dalam transformasi sosial. Era sharing ditandai dengan munculnya ruang-ruang publik baru baik digital maupun non digital.
Perubahan ruang-ruang publik baru ini juga pastinya diikuti oleh terbolak-baliknya arah perubahan tersebut. Jika IPM tidak mampu mengambil bagian dari perebutan arah yang terbolak-balik, dengan mudah dapat tertinggal.
Dengan dua etos inilah, IPM seharusnya bisa menjadi rumah besar berbagai komunitas generasi milenial yang menghasilkan berbagai macam karya nyata saat ini untuk menghadapi berbagai fenomena. Big data juga muncul sebagai konsentrasi baru peradaban 4.0 dengan banyaknya platform semacam petisi online ataupun platform model baru.
Generasi berkemajuan ialah generasi yang bisa menemukan ruang diri yang selalu seimbang dengan perkembangan zaman. Generasi yang bisa mendorong kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar). Generasi berkemajuan sudah sewajarnya memanfaatkan etos kolaborasi dan berbagi sebagai cara memperoleh inspirasi maupun memperkuat proses dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Bisa kita lihat dari sosok K.H. Ahmad Dahlan, generasi berkemajuan merupakan kelompok, atau komunitas yang mampu berpikir mendalam atas kondisi realitas dan memanfaatkan kekuatan yang tersedia. K.H.Ahmad Dahlan juga memiliki visi mendalam terhadap kondisi masyarakat yang tertindas. Dengan demikian, K.H.Ahmad Dahlan dapat berpikir kritis analitis melalui telaah literasi yang mendalam.
Arti penting generasi berkemajuan terletak pada lima hal. Pertama, sebagai proses pemurnian tauhid. Kedua, sebagai proses pembelajaran Kembali nilai-nilai Al-Qur’an dan hadits. Ketiga, pelembagaan inisiasi-inisiasi kreatif dalam rangka merawat keberlanjutan transformasi sosial.
Keempat, berorientasi pada pembaharuan-pembaharuan yang mampu mendukung kebermanfaatan. Kelima, bersikap kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai kehendak murni mendorong kemajuan kehidupan.
_____
*) Peserta PKMTM III PW IPM DIY Tahun 2022 Asal PD IPM Kabupaten Sleman